I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial. Dimana kita tidak dapat hidup
sendiri dan membutuhkan orang lain. Begitu juga dengan suatu negara. Setiap
negara memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing. Misalnya ada yang
memiliki sumber daya alam yang melimpah dan ada pula yang memiliki sumber daya
manusia yang berkualitas. Maka dari itu, diperlukan kerja sama untuk mengisi
kekurangan masing – masing negara. Faktor terjadinya kerja sama antar negara
yaitu adanya perbedaan dan kesamaan.Perbedaan itu diantaranya perbedaan sumber
daya alam , ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ideologi. Sedangkan kesamaan
yang mendorong terjadinya kerja sama yaitu kesamaan keadaan wilayah, sumber
daya alam, serta ideologi. Dengan kerja sama diharapkan suatu negara dapat
lebih maju dan berkembang. Kerja sama itu dapat diwujudkan melalui dibentuknya
suatu Organisasi. Organisasi dapat mendukung proses sosialisasi dalam kerja
sama.
Organisasi dari segi tujuan ada organisasi regional dan organisasi
global. Organisasi regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi
beberapa negara tertentu saja. Organisasi regional mempunyai wilayah
kegiatannya bersifat regional, dan keanggotaan hanya diberikan bagi
negara-negara pada kawasan tertentu saja. misalnya seperti ASEAN, APEC, dan
MEA. Sedangkan organisasi global adalah organisasi yang
terbentuk dari gabungan beberapa negara di dunia atau bentuk unit fungsi yang
memiliki tujuan bersama dalam mencapai persetujuan. misalnya seperti GNB, OPEC,
OKI.
Organisasi
Internasional banyak mengikutsertakan negara-negara
yang ingin
menjalin hubungan internasional baik yang bersifat regional
maupun global Dalam suatu hubungan internasional, tidak
selalu diwarnai oleh suasana yang tertib dan aman. Banyak sekali kendala, baik
dari masalah intern (dalam) maupun ekstern
(luar),
seperti terjadinya perang atau pertikaian politik yang dapat
mengakibatkan hubungan internasional tidak berjalan dengan baik. Kendala ini
dapat diatasi dengan kehadiran organisasi-organisasi internasional yang dapat digunakan sebagai
sarana untuk melakukan hubungan internasional. Selain itu, dapat digunakan
juga sebagai
media kerjasama dan penyelesaian konflik antarnegara.. Melalui organisasi hubungan internasional, negara – negara akan
berusaha untuk mencapai tujuan yang menjadi kepentingan bersama dan
kepentingan itu menyangkut segala hal di bidang kehidupan internasional.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana latar belakang terbentuknya organisasi-organisasi global
dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA) ?
2. Bagaimana tujuan dibentuknya organisasi-organisasi global dan
regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA) ?
3. Bagaimana kegiatan yang dilakukan organisasi-organisasi global dan
regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA) ?
4. Bagaimana Peran Indonesia dalam organisasi-organisasi global dan
regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA) ?
1.3 Tujuan
1. Untuk menganalisis latar belakang terbentuknya
organisasi-organisasi global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan
MEA).
2. Untuk menganalisis tujuan dibentuknya organisasi-organisasi global
dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA).
3. Untuk menganalisis kegiatan yang dilakukan organisasi-organisasi
global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA).
4. Untuk menganalisis Peran Indonesia dalam organisasi-organisasi
global dan regional (GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, dan MEA).
1.4 Manfaat
1. Bagi siswa makalah ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pengalaman terhadap ilmu pengetahuan mengenai organisasi-organisasi global dan
regional (GNB,ASEAN,OKI,APEC,OPEC,MEA).
2. Bagi masyarakat umum makalah ini diharapkan dapat memberi
sumbangan informasi yang akurat mengenai organisasi-organisasi global dan
regional (GNB,ASEAN,OKI,APEC,OPEC,MEA).
II. PEMBAHASAN
GNB merupakan suatu organisasi
internasional yang terdiri atas lebih dari 100 negara - negara yang tidak
menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Latar
belakang terbentuknya GNB saat di sela-sela puing kehancuran akibat
Perang Dunia II, muncullah dua negara adidaya yang saling berhadapan. Mereka
berebut pengaruh terhadap negaranegara yang sedang berkembang agar menjadi
sekutunya. Dua negara adidaya itu ialah Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Persaingan kekuatan di antara dua blok itu mengakibatkan terjadinya Perang
Dingin (the Cold War). Mereka saling berhadapan, bersaing, dan saling
memperkuat sistem persenjataan. Setiap kelompok telah mengarahkan kekuatan
bomnya ke negara lawan. Akibatnya, situasi dunia tercekam oleh ketakutan akan
meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir yang jauh lebih mengerikan
dibandingkan Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Menghadapi situasi dunia yang
penuh konflik tersebut, Indonesia menentukan sistem politik luar negeri bebas
aktif. Prinsip kebijaksanaan politik luar negeri Indonesia tersebut ternyata
juga sesuai dengan sikap negara-negara sedang berkembang lainnya. Oleh karena
itu, mereka sepakat untuk membentuk suatu kelompok baru yang netral, tidak
memihak Blok Barat ataupun Blok Timur. Kelompok inilah yang nantinya disebut
kelompok negara-negara Non Blok. Dengan demikian faktor-faktor yang
melatarbelakangi berdirinya GNB adalah sebagai berikut ; 1) Munculnya dua blok,
yaitu Blok Barat di bawah Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah Uni Soviet
yang saling memperebutkan pengaruh didunia. 2) Adanya kecemasan negara-negara
yang baru merdeka dan negara-negara berkembang,sehingga berupaya meredakan
ketegangan dunia. 3) Ditandatanganinya “Dokumaen Brioni” tahun 1956 oleh
Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden
Gamal Abdul Nasser (Mesir), bertujuan mempersatukan negara-negara non blok. 4)
Terjadinya krisis Kuba 1961 karena US membangun pangkalan militer di Kuba
secara besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS. 5) Pertemuan 5 orang
negarawan pada sidang umum PBB di markas besar PBB yaitu Presiden Soekarno
(Indonesia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir) ,Presiden
Joseph Broz Tito (Yugoslavia), Presiden Kwame Nkrumah (Ghana). Berdirinya
Gerakan Non Blok (Non Aligned Movement) diprakarsai oleh para pemimpin negara
dari Indonesia (Presiden Soekarno), Republik Persatuan Arab–Mesir (Presiden
Gamal Abdul Nasser), India (Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru),
Yugoslavia (Presiden Joseph Broz Tito), dan Ghana (Presiden Kwame Nkrumah).
2.1.1 Tujuan Terbentuknya
Organisasi GNB
Tujuan terbentuknya
Organisasi GNB yaitu ;
1)
Mengembangkan rasa
solidaritas di antara negara anggota dengan membantu perjuangan negara-negara
berkembang dalam mencapai persamaan, kemerdekaan, dan kemakmuran.
2)
Turut serta meredakan ketegangan dunia
akibat perebutan pengaruh Amerika Serikat dan Uni Soviet dalam perang dingin.
3)
Membendung pengaruh
negatif baik dari Blok Barat maupun Blok Timur ke negara negara anggota Gerakan
Non-Blok.
untuk mewujudkan tujuan
tersebut, negara – negara GNB menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
. Pokok pembicaraan utama adalah membahas persoalan – persoalan yang
berhubungan dengan tujuan GNB dan ikut mencari solusi terbaik terhadap
peristiwa – peristiwa internasional yang membahayakan perdamaian dan keamanan
negara.
2.1.2 Kegiatan Organisasi GNB
Kegiatan GNB meliputi bidang berikut ;
1) Bidang Politik dan
Perdamaian Dunia
Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok
dalam bidang politik dan perdamaian dunia, antara lain yaitu ; 1) ikut berusaha
meredakan ketegangan dunia, 2) mengusahakan terciptanya perdamaian dunia, 3) mengusahakan
terwujudnya hubungan antarbangsa secara demokratis, 4) mengusahakan pelucutan
senjata dan pengurangan senjata nuklir, 5) menghapus pangkalan militer asing
dan pakta-pakta militer 6) melenyapkan kolonialisme, 7) menyelesaikan sengketa
antarnegara dan perang-perang lokal, separti Perang Irak-Iran, masalah di
wilayah Timur Tegah (Midle East), 8) Menghapus persekutuan militer, 9) Menentang
rasialisme dan apartheid
2) Bidang Ekonomi
Kegiatan yang dilakukan Gerakan Non Blok
dalam bidang ekonomi, antara lain ikut
berusaha memperjuangkan kemerdekaan atau kebebasan dalam bidang ekonomi dan
kerja sama atas dasar persamaan derajat dan ikut
berusaha mewujudkan suatu Tatanan Ekonomi Dunia Baru (TEDB) sehingga terdapat
hubungan kerja sama saling menguntungkan antara negara maju dan negara sedang
berkembang. Pelaksanaan tata ekonomi dunia baru yang diperjuangkan Gerakan Non
Blok dalam forum PBB adalahsebagai berikut ;
1)
Dialog Utara–Selatan
Dialog Utara–Selatan adalah pertemuan yang
membahas kerja sama saling menguntungkan antara kelompok negara maju yang
merupakan negara industri (Utara) dan negara-negara berkembang (Selatan).
Dengan adanya dialog Utara –Selatan diharapkan dapat menghilangkan kesenjangan
antara negara maju dan berkembang sehingga terwujud tata ekonomi dunia baru
yang adil dan merata.
2)
Kerja Sama Selatan–Selatan
Kerja sama Selatan–Selatan merupakan
bentuk kerja sama antarnegara berkembang dalam bidang ekonomi dan teknologi.
3) Kelompok 77
Kelompok 77 merupakan kelompok negara
berkembang yang berjuang untuk memperoleh keadilan ekonomi atas negara-negara
maju. Kelompok 77 dibentuk di Jenewa, Swiss pada tahun 1964. Kelompok 77
beranggotakan negara di kawasan Asia, Amerika Latin dan Karibia, serta Afrika
2.1.3 Peran Indonesia
dalam Organisasi GNB
Indonesia beranggapan bahwa hubungan luar
negeri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antar bangsa baik itu regional
maupun secara global melalui berbagai macam forum bilateral maupun multilateral
yang ditujukan untuk kepentingan nasional dengan politik luar negeri bebas
aktif sebagai landasannya . kondisi tersebut diarahkan dengan ikut berperan
aktif dalam mewujudkan tatanan dunia baru yang berdasarkan kemerdekaaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial untuk meningkatkan hubungan kerja sama
internasional, salah satunya dengan memantapkan serta meningkatkan peranannya
dalam GNB. Langkah Indonesia dalam meningkatkan peranannya dalam GNB yaitu ;
1) Indonesia sebagai pendiri organisasi GNB
Indonesia meruapakan salah satu dari lima
negara yang mendirikan organisasi GNB. Pada saat itu Indonesia diwakili oleh
Soekarno yang merupakan Presiden Indonesia .
2) Meningkatkan kerja sama antar negara – negara anggota organisasi GNB
Salah satu upaya yang dilakukan Indonesia
pada masa perkembangan organisasi GNB adalah dengan cara meningkatkan keeratan
kerja sama yang tealh dibangun antar sesama negara anggota GNB, terutama dalam
perkembangan kerja sama di bidang teknik dan ekonomi. Hal tersebut merupakan
perwujudan kerja sama Selatan – Selatan yang melibatkan negara – negara maju
maupun lembaga – lembaga keuangan internasional
3) Berperan dalam penyelesaian – penyelesaian masalah – masalah ekonomi
internasional
Indonesia juga berperan dalam membantu
menyelesaikan masalah – amsalah dalam hubungan ekonomi internasional yang
berperan dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan. Peran Indonesia
tersebut salah satunya diwujudkan dengan meningkatkan dialog Utara – Selatan
berdasar pada kepentingan dan tanggung jawab bersama, semangat kemitraan,
saling ketergantungan, serta saling memberi manfaat.
4) Menjadi pemimpin organisasi GNB
Sejak tahun 1992 hingga rahun 1995 ,
Indonesia mendapat kepercayaan untuk memimpin organisasi GNB tersebut, yaitu
dengan terpilihnya Soeharto yang saat itu merupakan Presiden Indonesia ke – 2
menjadi Sekretaris Jendral organisasi GNB. Berbagai prestasi telah diraih Indonesia
selama memimpin organisasi GNB tersebut , yaitu ;
a. Pada masa kepemimpinannya di organisasi GNB adalah Indonesia telah mampu
membawa organisasi tersebut dalam menentukan arah serta menyesuaikan diri
terhadap adanya perubahan – perubahan yang terjadi secara dinamis, yaitu dengan
cara melakukan penataan kembali prioritas – prioritas baru serta menetapkan
pendekatan dan orientasi yang baru pula.
b. Indonesia telah dianggap memberikan warna yang baru bagi organisasi tersebut,
diantaranya adalah dengan menitikberatkan kerja sama pada pembangunan ekonomi
yaitu dengan menghidupkan kembali dialog antara negara – negara selatan.
c. Indonesia telah dipercaya untuk membantu menyelesaikan pertikain atau
konflik regional di beberapa negara seperti kamboja, sengketa yang terjadi di
laut Cina Selatan, serta gerakan separatis Moro di Filipina.
d. Indonesia telah berhasil menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) organisasi GNB yang ke – 10 di Jakarta dan Bogor pada tanggal 1 – 7 Sepetember
1992.
ASEAN merupakan sebuah organisasi geopolitik dan ekonomi dari negara-negara di
kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui
Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Letak
Asia Tenggara sangat strategis. Kekayaan alamnya
sangat melimpah. Ini membuat bangsa lain
menjadi iri dan ingin menguasainya. Buktinya,
sejak abad ke-15 bangsa Eropa sudah
mengacak-acak Asia Tenggara. Spanyol, Portugis, Inggris, Prancis,
Amerika Serikat, dan Belanda ke Asia
Tenggara tidak hanya ingin berdagang. Penjajahan
bangsa Inggris atas Malaysia, Singapura, Myanmar, dan
Indonesia. Penjajahan bangsa Spanyol dan Amerika
Serikat atas Filipina. penjajahan bangsa Belanda
atas indonesia. penjajahan bangsa Prancis atas
laos, Kampuchea, dan Vietnam serta penjajahan bangsa
Portugis atau Timor-Timur adalah contoh
nyata betapa besar keinginan bangsa Eropa
dan Amerika menguasai Asia Tenggara. Terbentuk pada
tahun 8 Agustus 1967 ditandai dengan ditandatanganinya Deklarasi Bangkok. Pada
saat itu, Deklarasi Bangkok ditandatangini oleh lima perwakilan negara yaitu
Mentri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Negara-negara
yang dijajah tersebut akhirnya dapat
melepaskan diri dari penjajahan. Mereka merasa
senasib dan memiliki banyak persamaan, yakni ;
1) Persamaan Letak Geografis.
Salah satu hal yang mendasari terbentuknya ASEAN adalah karena
negara-negara tersebut memiliki kesamaan dalam hal geografis. Indonesia dan
negara-negara ASEAN lainnya berada dikawasan Asia Tenggara, selain itu
negara-negara tersebut juga terletak diantara dua samudera yaitu Samudera
Hindia dan Samudera Pasifik.
2) Persamaan Budaya.
Selain memiliki kesamaan dalam sisi geografis, negara-negara ASEAN juga
mempunya kesamaan dalam nilai-nilai dasar kebudayaan. Sejarah mencatat bahwa
negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara memiliki budaya, bahasa,
serta tata kehidupan dan pergaulan yang hampir sama karena merupakan para
pewaris peradaban sebelumnya yang disebut dengan rumpun Melayu Austronesia.
3) Persamaan Nasib.
Selain Thailand, negara-negara yang berada dikawasan Asia Tenggara
merupakan negara-negara jajahan, misalnya Indonesia merupakan negara jajahan
Belanda, Malaysia dan Singapura merupakan negara jajahan Inggris, dan juga
Filipina yang merupakan negara jajahan Spanyol. Hal inilah yang menjadi salah
satu dasar terciptanya organisasi internasional ASEAN dikarenakan rasa
kesetiakawanan dan perasaan senasib sepenanggungan antara negara-negara
tersebut.
4) Persamaan Kepentingan.
Hal yang tidak kalah pentingnya dari sebab-sebab yang membuat terbentuknya
organisasi dikawasan Asia Tenggara ini adalah kerena adanya persamaan
kepentingan antara negara-negara tersebut. Negara-negara dikawasan Asia
Tenggara ini memiliki kebulatan tekad dan tujuan untuk sama-sama berkontribusi
dalam hal pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, perkembangan budaya, serta
hal-hal yang erat kaitannya dengan keamanan dan stabilitas politik dikawasan. Persamaan-persamaan
tersebut menimbulkan perasaan setia kawan. Akhirnya,
ada lima negara di wilayah Asia
Tenggara sepakat untuk membentuk sebuah
organisasi. Kelima negara tersebut adalah Indonesia,
malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Pada tanggal 5-8 Agustus 1967 kelima
negara tersebut mengadakan pertemuan di
tepi Pantai Bangsaem, bangkok, Thailand. Pertemuan
tersebut dihadiri oleh lima orang yang
merupakan wakil dari lima negara. Kelima orang
tersebut sebagai berikut:
1)
Adam Malik, Menteri Luar
Negeri Indonesia.
Adam Malik merupakan
salah satu tokoh pendiri organisasi ASEAN yang saat itu menjabat sebagai
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. Negarawan kelahiran Pematang Siantar
(Sumatra Utara), 22 Juli 1977 pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Republik
Indonesia pada masa orde baru yang saat itu presidennya adalah Soeharto. Beliau
dikenal sebagai orang yang cerdas dan memiliki hobi baca buku.
2) Tun Abdul Razak, Wakil
Perdana Menteri Pembangunan Malaysia.
Tun Abdul Razak
merupakan menteri luar negeri Malaysia ( saat itu ) yang menjadi salah satu
tokoh pendiri organisasi ASEAN. Negarawan Malaysia yang lahir pada 11 Maret
1922 ini dikenal cerdas. Sejarah mencatat bahwa beliau pernah mengenyam
pendidikan di luar negeri Malaysia yaitu di Inggris. Beliau mendapat gelar
Bapak Pembangunan Malaysia , karena jasanya kepada Malaysia.
3) Thanat khoman, Menteri
Luar Negeri Thailand
Tokoh pendiri Organisasi
ASEAN yang tidak kalah peranannya Thanat Khoman yang saat itu merupakan Menteri
Luar Negeri Thailand. Negarawan yang dikenal cerdas ini merupakan sedikit dari
orang Thailand yang bergelar doktor dari universitas ternama di Prancis. Beliau pernah mencapai puncak karir politik
adalah Wakil Perdana Menteri Thailand.
4) S. Rajaratnam, Menteri Luar
Negeri Singapura.
Tokoh pendiri organisasi
ASEAN lainnya yang peranannya begitu besar adalah S. Rajaratnam yang meruapakan
perwakilan Singapura yang saat itu adalah Menteri Luar Negeri Singapura.
Negarawan Singapura kelahiraan Sri Lanka ini dikenal sebagai politikus hebat
singapura dimana puncak karir politiknya adalah Wakil Perdana Menteri Singapura
yang pernah dijabatnya selama lima tahun ( 1980 – 1985 ).
5) Narciso Ramos, Menteri
Luar Negeri Filipina.
Narciso Ramos merupakan
salah satu pendiri organisasi ASEAN yang saat itu merupakan Menteri Luar Negeri
Fiipina. Masyarakat Filipina mengenalnya sebagai tokoh karismatik, beliau
pernah menjabat sebagai diplomat, politikus, pengacara dan juga wartawan. Perlu
kita ketahui bahwa Narciso Ramos merupakan orang pertama yang memberikan
sambutan dalam Deklarasi Bangkok.
Pada tanggal
8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dan
melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh
Menteri Luar Negeri Filiphina, Indonesia, Thailand, Malaysia,
dan Singapura, maka dibentuklah sebuah organisasi,
yaitu ASEAN (Association of South East
Asian Nation). ASEAN didirikan pada saat perang dingin berlangsung,
hal itu yang membedakan ASEAN dengan organisasi internasional lainnya. ASEAN
bukan merupakan organisasi regional pertama yang ada di Asia Tenggara. Sebelum
ASEAN terbentuk terdapat beberapa organisasi regional di Asia Tenggara namun
ruang lingkup dan anggota negara yang terbatas yaitu SEATO (Southeast Asia
Treaty Organiszation), ASA (Association of South East Asia), dan
Maphilindo.
Berdirinya ASEAN
merupakan hasil dari rasa kepercayaan yang tinggi terhadap sesama anggotanya.
Adanya rasa kepercayaan yang tinggi dan keinginan untuk tetap menjaga hubungan
baik dengan sesama negara di Asia Tenggara mendorong terbentuknya ASEAN. Pada
awal mula pembentukan ASEAN beranggotakan lima negara yaitu Malaysia,
Indonesia, Singapura, Thailand dan Philipina. Kelima negara tersebut merupakan
negara pemrakarsa ASEAN. Keanggotaan ASEAN terbuka untuk negara-negara Asia
Tenggara, oleh karena itu, pada perkembangannya negara-negara Asia Tenggara
lainnya turut bergabung dalam ASEAN diantaranya yaitu Brunei Darussalam,
Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja. Negara-negara anggota ASEAN memiliki bentuk
pemerintahan yang berbeda-beda. oleh karena itu, negara-negara ASEAN memiliki
prinsip non interference yaitu prinsip yang tidak mencampuri urusan negara
lain.
Faktor-faktor terbentuknya ASEAN dibedakan
menjadi factor internal dan eksternal sebagai berikut ;
a. Factor internal, yaitu adanya tekad bersatu untuk memperjuangkan
kepentingan bersama dan sama-sama sebagai bekas negara jajahan barat.
b. Faktor eksternal yaitu adanya perang Vietnam (Indo-Cina) dan sikap
RRC ingin mendominasi Asia Tenggara.
2.2.1 Tujuan Terbentuknya Organisasi ASEAN
1) Mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial budaya di kawasan Asia Tenggara melalui
usaha bersama dalam semangat kesamaan dan persahabatan untuk memperoleh
landasan sebuah masyarakat Bangsa - Bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan
damai.
2) Memajukan perdamaian
dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tata tertib hukum
di dalam hubungan antara negara– negara di kawasan Asia Tenggara serta mematuhi
prinsip – prinsip Piagam Perserikatan Bangsa – Bangsa.
3) Memajukan kerjasama yang aktif dan
saling membantu satu sama lain dalam masalah – masalah kepentingan bersama
dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan dan
administrasi.
4) Memajukan kerjasama dengan lebih
efektif dalam meningkatkan penggunaan serta industri mereka, perluasan
perdagang komiditi internasional, perbaikan sarana – sarana pengangkutan dan
komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat mereka.
5) Memajukan untuk saling memberikan
bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian mengenai masalah –
masalah di Asia Tenggara dalam bidang
pendidikan , profesi dan teknik.
6) Memelihara kerjasama yang lebih erat
dan berguna dengan organisasi-organisasi
internasional dan regional yang ada dan untuk menjajaki segala kemungkinan
untuk saling bekerja sama secara lebih erat di antara mereka sendiri.
2.2.2 Kegiatan Organisasi ASEAN
1)
Bidang Politik
Pada awal
berdirinya ASEAN , ASEAN tidak menyelenggarakan kerja sama dalam bidang
politik. Namun, dalam perkembangannya kerja sama dalam bidang politik dirasa
penting. Hal ini disebabkan keadaan politik di kawasan Asia Tenggara akan
berpengaruh terhadap stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara . Salah satu
prestasi yang cukup penting dari kerja sama ASEAN di bidang politik adalah
lahirnya Deklarasi ZOPFAN (Zone Of Peace, Freedom, and Neutrality ) yang
dicanangkan tanggal 27 November 1971. Dalam deklarasi tersebut tersebut
dinyatakan bahwa ASEAN akan mengusahakan pengakuan dan penghormatan wilayah
Asia Tenggara sebagai zona bebas ,damai, dan netral dari kekuatan luar serta
memperluas kerja sama penuh solidaritsas. Di samping itu juga mencetuskan
SEANNWFZ (South East Asian Nuclear Weapon Free Zone) yaitu kawasan Asia
Temggara merupakan daerah bebas senjata nuklir.
2) Bidang Ekonomi
Sejak KTT di Bali pada tahun 1976 telah
ditetapkan usaha untuk meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi negara ASEAN.
Kerja sama di bidang ekonomi itu menyangkut bidang perdagangan intraregional ,
industri , energi, makanan, pertanian, kehutanan , keuangan,
transportasi,perhubungan , dan pariwisata. Wujud kerja sama itu adalah
ditandatanganinya ASEAN PTA ( Preferential Trading Arrangement ) atau
pengaturan dagang preferensial pada tanggal 24 Februari 1977 di Manila. ASEAN
PTA merupakan skeama yang dirancang untuk memberi kemudahan,mempromosikan, dan
memperluas perdagangan antarnegara anggota ASEAN. Aturan ini memberlakukan
pengurangan tarif atas berbagai barang yang disepakati bersama. Selain itu, disetujui Deklarasi
Singapura yang berisi pernyataan baahwa ASEAN sepakat mewujudkan kawasan bebas
tarif dan perdagangan (AFTA) melalui Agreement on Common Effective Preferensial
Tariff (ACEPT) atau skema Tarif Preferensi Efektif Bersama. Deklarasi Singapura
Ditandatangani dalam KTT ASEAN ke -4 di Singapura tanggal 27 -29 Januari 1992.
Dalam bidang industri telah disetujui kerja sama pembangunan lima industri
bersama ASEAN. Industri – industri tersebut, yaitu proyek mesin, diesel di
Singapura, Proyek Abu Soda di Thailand , Proyek pupuk Urea di Indonesia dan
Malaysia, serta proyek superfosfat di Filipina.
3) Bidang Sosial dan Budaya
Kerja sama ASEAN dalam bidang sosial dan
budaya diselenggarakan dalam kebudayaan
dan penerangan, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerja sama di sektor
kebudayaan dan penerangan dilakukan dengan temu karya pemuda ASEAN: kerja sama
dalam penanggulangan masalah penduduk dan narkotika, pertukaran acara radio,
dan televisi diantara anggota ASEAN , pertukaran wartawan ASEAN, pengiriman
pelajar ASEAN, program pertukaran pemuda , kunjungan muhibah kesenian
antarnegara ASEAN, penyelenggaraan Festival Film Asia Tenggara. Adapun kerja
sama di sektor Ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan mendirikan pusat
– pusat penelitian. Pusat pusat penelitian yang dikembangkan oleh negara –
negara ASEAN adalah sebagai berikut ;
a. Pusat penelitian dan Latihan biologi tropika
(BIOTROP) di Bogor, Indonesia.
b. Pusat penelitian dan latihan ilmu pengetahuan Alam dan
Matematika
( RESCAM ) di Malaysia
c. Pusat penelitian dan latihan Iilmu pertanian
(SEARCA) di Manila, Filipina
d. Pusat penelitian dan latihan bahasa inggris ( RELC )
di Singapura
e. Pusat penelitian da latihan ilmu pengobatan daerah
tropika (TROMED) di Bangkok, Thailand.
2.2.3 Peran Indonesia dalam Organisasi ASEAN
Indonesia memiliki
beberapa peran dalam oraganisasi ASEAN. Peran – peran tersebut yaitu ;
1) Salah satu negara pendiri ASEAN.
Indonesia merupakan salah satu dari lima
negara yang menjadi pelopor berdirinya organisasi ASEAN. Saat itu Indonesia
diwakili oleh Adam Malik yang merupakan Menteri Luar Negeri Indonesia . Beliau
merupakan salah satu pendiri Organisasi ASEAN . Peran itu sangat sentral dan
hingga sampai saat ini Indonesia diakui sebagai negara yang berpengaruh dalam
pembentukan organisasi ASEAN.
2) Memberikan gagasan dalam pembentukan komunitas
keamanan ASEAN
Peranan penting yang pernah dilakukan
Indonesia adalah dengan memberikan ide, gagasan, atau pikiran dalam hal
pembentukan komunitas keamanan ASEAN yang saat itu dikemukakan oleh Menteri
Luar Negeri Republik Indonesia yaitu Hasan Wirajuda. Gagasan tersebut sangat
penting dalam hal mengenai terorisme, kejahatan transnasional, perampokan
separatisme, dsb.
3) Memberi gagasan dalam menghormati dan melindungi
HAM.
HAM sudah menjadi rahasia umum yang sering
diperbincngkan diberbagai negara, tidak hanya di Indonesia melainkan juga di
negara – negara lainnya yaitu di negara – negara yang ada di kawasan Asia
Tenggara. Indonesia mengajak negara – negara ASEAN lainnya untuk selalu
menjunjung tinggi HAM dengan mentaati norma – norma dan aturan – aturan yang
ada di negaranya.
4) Khazanah budaya Indonesia adalah bagian dari
kebudyaan ASEAN.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan
budaya, dan itu tersebar diseluruh pelosok tanah air mulai dari Sabang sampai
Merauke. Seluruh budaya yang ada di Indonesia ini tentunya memperkaya khazanah
budaya yang ada di ASEAN. Selain itu, Indonesia juga turut berperan dalam hal
mendukung adanya pertukaran budaya dengan cara pementasan budaya – budaya
ASEAN.
OKI adalah organisasi
Negara-negara Islam dan negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam
yang dibentuk sebagai reaksi terhadap pembakaran mesjid Al Aqsa oleh Israel
pada tanggal 21 Agustus 1969 yang merupakan salah satu tempat suci umat Islam. OKI merupakan organisasi internasional non militer yang didirikan
di Rabat, Maroko pada tanggal 25 September 1969. Dipicu oleh peristiwa
pembakaran Mesjid Al Aqsha yang terletak di kota Al Quds (Jerusalem) pada
tanggal 21 Agustus 1969 telah menimbulkan reaksi keras dunia, terutama dari
kalangan umat Islam. Saat itu dirasakan adanya kebutuhan yang mendesak untuk
mengorganisir dan menggalang kekuatan dunia Islam serta mematangkan sikap dalam
rangka mengusahakan pembebasan Al Quds. Atas prakarsa Raja Faisal dari Arab Saudi dan Raja Hassan II dari
Maroko, dengan Panitia Persiapan yang terdiri dari Iran, Malaysia, Niger,
Pakistan, Somalia, Arab Saudi dan Maroko, terselenggara Konperensi Tingkat
Tinggi (KTT) Islam yang pertama pada tanggal 22-25 September 1969 di Rabat,
Maroko. Konferensi ini merupakan titik awal bagi pembentukan
Organisasi Konferensi Islam (OKI). Secara umum latar belakang terbentuknya OKI sebagai
berikut :
a. Tahun 1964 : Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Arab di Mogadishu timbul suatu ide untuk menghimpun kekuatan Islam dalam suatu
wadah internasional
b. Tahun 1965 : Diselenggarakan Sidang Liga Arab sedunia di
Jeddah Saudi Arabia yang mencetuskan ide untuk menjadikan umat Islam sebagai
suatu kekuatan yang menonjol dan untuk menggalang solidaritas Islamiyah
dalam usaha melindungi umat Islam dari zionisme.
c. Tahun 1967 : Pecah Perang Timur Tengah melawan
Israel. Oleh karenanya solidaritas Islam di negara-negara Timur Tengah
meningkat
d. Tahun 1968 : Raja Faisal dari Saudi Arabia
mengadakan kunjungan ke beberapa negara Islam dalam rangka penjajagan lebih
lanjut untuk membentuk suatu Organisasi Islam Internasional.
e. Tahun 1969 : Tanggal 21 Agustus 1969 Israel merusak Mesjid
Al Agsha. Peristiwa tersebut menyebabkan memuncaknya kemarahan umat Islam
terhadap Zionis Israel.
Seperti telah disebutkan diatas,
Tanggal 22-25 September 1969 diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
negara-negara Islam di Rabat, Maroko untuk membicarakan pembebasan kota
Jerusalem dan Mesjid Al Aqsa dari cengkeraman Israel. Dari KTT inilah OKI
berdiri.
2.3.1 Tujuan Terbentuknya
Organisasi OKI
Secara umum tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk
mengumpulkan bersama sumber daya dunia Islam dalam mempromosikan kepentingan
mereka dan mengkonsolidasikan segenap upaya negara tersebut untuk berbicara
dalam satu bahasa yang sama guna memajukan perdamaian dan keamanan dunia
muslim. Secara khusus, OKI bertujuan pula untuk memperkokoh solidaritas
Islam diantara negara anggotanya, memperkuat kerjasama dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan iptek.
Pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) III
OKI bulan February 1972, telah diadopsi piagam organisasi yang berisi tujuan OKI
secara lebih lengkap, yaitu :
a. Memperkuat atau memperkokoh solidaritas
diantara negara anggota, kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
budaya dan iptek, serta perjuangan umat muslim untuk melindungi kehormatan
kemerdekaan dan hak-haknya
b. Aksi
bersama untuk melindungi tempat-tempat suci umat Islam dan memberi semangat serta
dukungan kepada rakyat Palestina dalam memperjuangkan haknya dan kebebasan
mendiami daerahnya.
c. Bekerjasama untuk menentang
diskriminasi rasial dan segala bentuk penjajahan serta menciptakan suasana yang
menguntungkan dan saling pengertian diantara negara anggota dan negara-negara
lain
2.3.2 Kegiatan Organisasi OKI
Adapun kegiatan yang
dilakukan OKI selalu dalam rangka memperjuangkan kepentingan umat Islam,
negara-negara anggota, memelihara perdamaian, ketentraman dan kesejahteraan
dunia, memperjuangkan kemerdekaan Palestina, baik dalam kegiatan politk,
ekonomi dan sosial budaya. Adapun tantangan yang dialami OKI sampai sekarang
antara lain ;
1) Meminimalisasi perbedaan orientasi
politik diantara negara anggota OKI
2) Mengubah dan menghapuskan salah
penafsiran dunia Barat terhadap Islam yang selalu negatif, seperti mengaikkan
Islam, dengan kegiatan Fundamentalis, Terorisme, dan kekerasan lainya.
3) Meningkatkan rasa persatuan dan
kesatuan serta Solidaritas antar Anggota OKI.
4) Meningkatkan Kerjasama dalam berbagai
bidang untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat seluruh negara anggota OKI.
5) Mengupayakan terus-menerus kemerdekaan
dan kedaulatan rakyat Pelestina .
2.3.3 Peran Indonesia dalam Organisasi OKI
Indonesia juga berperan
dalam organisasi OKI. Beberapa peran aktif Indonesia dalam organisasi OKI
adalah ketika pada tahun 1993, Indonesia menerima mandat sebagai ketua
Committee of Six, yang bertugas
memfasilitasi perundingan damai antara Moro National Liberal Front ( MNLF )
dengan pemerintah Filipina. Kemudian pada tahun 1996, Indonesia menjadi tuan
rumah Konferensi Tingkat Menteri ( KTM ) OKI ke – 24 di Jakarta.
Selain itu, Indonesia
memberikan konstribusi untuk mereformasi OKI sebagai wadah untuk menjawab tantangan
umat Islam memasuki abad ke – 21. Pada penyelenggaraan KTT OKI ke -14 di Dakar
Senegal, Indonesia mendukung pelaksanaan OIC’ Ten – Year Plan of Action .
Dengan mengadopsi piagam ini, Indonesia memiliki ruang untuk lebih berperan
dalam memastikan implementasi reformasi OKI tersebut. Indoneia berkomitmen
dalam menjamin kebebasan, toleransi, dan harmonisasi serta memberi bukti nyata
akan keselarasan Islam, demokrasi dan modernisasi.
APEC (Asian Pasific Economic Coorporation) merupakan organisasi kerjasama ekonomi regional di
kawasan Asia Pasifik. Organisasi APEC berdiri pada bulan November 1989 di Canberr
dan Australia diprakarsai Perdana Menteri Australia , Bob Hawke. Ada dua belas
negara pendiri Organisasi APEC, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand,
Filipina, Brunei Darussalam, Jepang, Republik Korea, Australia, Selandia Baru,
Kanada dan Amerika Serikat. Pada tahun 1991 APEC menerima anggota baru , yaitu Cina dan Hong
Kong. Pada tahun 1993 APEC menerima Meksiko
dan Papua New Guenia. Pada tahun 1994 APEC menerima Cile dan pada tahun
1998 menerima Peru, Rusia , serta Vietnam sebagai anggota baru.
Latar
belakang terbentuknya organisasi APEC yaitu ;
1) Kebutuhan pembangunan
ekonomi regional akibat globalisasi sistem perdagangan, dan adanya perubahan
berbagai situasi politik dan ekonomi dunia sejak pertengahan tahun 1980-an.
2) Kemajuan
teknologi di bidang transportasi dan telekomunikasi semakin mendorong
percepatan perdagangan global yang ditandai dengan adanya perubahan-perubahan
yang cepat pada pasar uang, arus modal
3) Meningkatnya
kompetisi untuk memperoleh modal, tenaga kerja terampil, bahan baku, maupun
pasar secara global
4) Meningkatnya kerja sama ekonomi di antara
negara-negara seka-wasan seperti Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) yang menerapkan
sistem pasar tunggal untuk Eropa; North American Free Trade Area (NAFTA) di
kawasan Amerika Utara; ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan Asia Tenggara.
5) Berkurangnya
persaingan persen-jataan, sehingga Forum-forum internasional yang seringkali
didominasi dengan pembahasan masalah pertahanan dan keamanan, mulai digantikan
dengan pembahasan masalah-masalah ekonomi dan perdagangan
6) Timbulnya pemikiran untuk mengalihkan dana yang semula
digunakan untuk perlombaan senjata ke arah kegiatan yang dapat menunjang kerja
sama ekonomi antar negara.
2.4.1 Tujuan Terbentuknya Organisasi APEC
Organisasi APEC memiliki
tujuan yang ditetapkan saat KTT
( Konferensi Tingkat Tinggi )
APEC yang dilaksanakan di Bogor,Indonesia tahun 1994, yaitu ;
1) Untuk mencapai perdagangan bebas dan
terbuka dan Investasi di kawasan Asia-Pasifik pada 2010 untuk negara
maju dan 2020 untuk negara berkembang ( Bogor Goals ) Tujuan utama yang
ditetapkan pada KTT ke - 6 pada tanggal 15 November 1994 di Bogor,Indonesia.
2) Meningkatkan kerjasama dan
investasi dalam bidang perdagangan, meliputi penghapusan hambatan-hambatan dan
tarif perdagangan antar negara.
3) Untuk mengurangi tarif dan
hambatan perdagangan lainnya di wilayah asia-pasifik, menciptakan ekonomi
domestik yang efisien dan secara dramatis meningkatkan ekspor
4) Membantu ekonomi untuk tumbuh,
menciptakan lapangan kerja dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk
perdagangan internasional dan investasi
5) Untuk menciptakan lingkungan yang aman
dan efisien pergerakan barang, jasa dan orang di seluruh di wilayah perbatasan
melalui kebijakan ekonomi dan kesejajaran dan kerjasama teknis.
2.4.2 Kegiatan Organisasi APEC
Kegiatan yang telah
dilakukan APEC dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dunia, yaitu ;
1) pengurangan tarif dan hambatan non
tarif lainnya
2) menciptakan kondisi ekonomi yang lebih
efisien dan meningkatkan perdagangan
3) Seluruh pihak diharapkan dapat
melakukan perannya masing-masing dalam rangka mencegah munculnya
kebijakan-kebijakan yang bersifat protektif dan terus melanjutkan upaya
liberalisasi perdagangan. Hubungan perdagangan juga harus kuat dan seimbang
agar mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat.
4) perlunya membangun infrastruktur
sebagai elemen dasar konektivitas.
2.4.3 Peran Indonesia dalam Organisasi APEC
Indonesia merupakan
salah satu dari dua belas pendiri Organisasi APEC. Pada tahun 1989, Indonesia
membantu terbentuknya organisasi APEC. Indonesia ikut menikmati hasil nyata
dari forum kerja sama ekonomi tersebut. Negara anggota organisasi APEC merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia.
Jumlah impor Indonesia sebesar 61% dari total ekspor Indonesia. Selain itu, 50
% sumber investasi asing langsung berasal dari kerja sama Indonesia dengan
negara – negara anggota organsiasi APEC.
Pada tanggal 5 November
1994, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan pemimpin – pemimpin organisasi
APEC di Bogor. Peran lain Indonesia dalam organisasi APEC antara lain yaitu
ikut mewujudkan ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur,
adil, dan bebas serta saling membantu tanpa membedakan tingkat kemajuan bangsa.
OPEC (Organization of the Petroleum Exporting
Countries) adalah organisasi
tempat berkumpulnya negara-negara pengekspor minyak. OPEC didirikan pada 14
September 1960 oleh lima negara anggota: Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela,
setelah diselenggarakannya Konferensi Baghdad pada tangga 10-14 Agustus 1960
yang diikuti oleh lima negara produsen minyak tersebut. OPEC Dibentuk Sebagai Akibat Jatuhnya Harga Minyak
Pada Perusahaan Raksasa Seperti Shell, British Petroleum, Texaco, Exxon, Mobil,
Socal, Dan Gulf. Mereka melakukan penurunan harga minyak secara drastis sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan
negara- negara industri besar.Untuk
mengatasi hal tersebut,negara-negara Timur Tengah berusaha merebut pasaran harga minyak internasional dengan cara mengadakan
perundingan pada tanggal 11-14 September 1960 di Baghdad ( Irak ). Mereka
sepakat untuk mendirikan OPEC yang anggotanya terdiri dari Saudi Arabia, Iran, Irak, Kuwait Dan Venezuela.
2.5.1 Tujuan Terbentuknya Organisasi OPEC
Adapun Tujuan dibentuknya OPEC adalah untukmempertahankan harga minyak dan menentang aksi penurunan
harga minyak secara sepihak oleh perusahaan minyak besar yang disebut The Seven Mayor seperti Exxon,
Texaco, Socal, Gulf, British Petroleum, dan Shell. Perusahaan raksasa minyak
bumi ini adalah dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris,
jerman Barat dan Jepang. OPEC berusaha secara kolektif menentukan kebijakan
harga dan jumlah produksi minyak bumi di pasaran dunia. Tujuan OPEC yaitu ; a)
Mengadakan kerja sama di bidang perminyakan, b) Mempersatukan kebijaksanaan
yang perlu ditempuh untuk melindungi negara anggota, c) Menentang penurunan harga
minyak, d) Mengusahakan keseragaman harga minyak di pasaran dunia, e)
Mengusahakan pemenuhan kebutuhan dunia akan minyak bumi.
2.5.2 Kegiatan Organisasi OPEC
Kegiatan yang dilakukan organisasi OPEC
dengan mengadakan pertemuan-pertemuan
antar negara produsen minyak mentah yang tergabung dalam OPEC untuk
menstabilkan harga minyak dunia.Selain itu juga mengatur jumlah produksi atau
suplai minyak mentah dengan kesepakatan
negara-negara pengekspor minyak yang terbentuk dalam OPEC.
2.5.3 Peran Indonesia dalam Organisasi OPEC
Sejak menjadi anggota organisasi OPEC tahun 1962,
Indonesia ikut berperan aktif dalam penentuan arah dan kebijakan organisasi
OPEC khususnya dalam rangka menstabilisasi jumlah produksi dan harga minyak di
pasar internasional. Sejak berdirinya Sekretariat organisasi OPEC di Wina tahun
1965, KBRI / PTRI Wina terlibat aktif dalam kegiatan pemantauan harga minyak
dan penanganan masalah substansi serta diplomasi di berbagai persidangan yang
diselenggarakan oleh organisasi OPEC. Pentingnya peran yang dimainkan oleh
Indonesia di organisasi OPEC telah membawa Indonesia pernah ditunjuk sebagai
Sekjen organisasi OPEC dan Presiden Konferensi OPEC.
Secara umum, Masyarakat Ekonomi ASEAN diartikan
sebagai sebuah masyarakat ASEAN yang saling berhubungan satu sama lain dimana
adanya perdagangan bebas diantara negara-negara anggota ASEAN yang telah
disepaki bersama antara pemimpin-pemimpin negara-negara ASEAN untuk mengubah
ASEAN menjadi kawasan yang lebih stabil, makmur dan kompetitif dalam
pembangunan ekonomi. Setelah krisis
ekonomi yang melanda kawasan Asia Tenggara,pada KTT ASEAN ke-9 di Bali,Oktober
2003 para kepala Negara ASEAN menyepakati pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community) dalam bidang
ekonomi,politik,sosial budaya dan ekonomi yang bernama Declaration of ASEAN concord II atau dikenal sebagai Bali concord II yang kemudian lebih
diarahkan kepada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu pada
ASEAN Economic Community yang merupakan satu pilar perwujudan ASEAN 2020.
2.6.1 Tujuan Organisasi MEA
Tujuan sari adanya organisasi MEA ;
1) Meningkatkan stabilitas
perekonomian di kawasan ASEAN.
2) Membentuk kawasan ekonomi
antarnegara ASEAN yang kuat.
3) Terciptanya
aliran bebas barang, jasa, dan tenaga kerja terlatih, serta aliran investasi
yang lebih bebas.
2.6.2 Kegiatan Organisasi MEA
Setelah dibentuknya MEA,adapun salah satu
kegiatan MEA yakni pembentukan AEC Blueprint sebagai pedoman bagi Negara-negara
anggota ASEAN dalam mewujudkan MEA. AEC Blueprint memuat 4 pilar antara lain ;
1) ASEAN
sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen
aliran bebas barang,jasa,investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang
lebih luas.
2) ASEAN
sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi,dengan elemen peraturan
kompetisi,perlindungan konsumen,hak atas kekayaan intelektual,pengembangan
infrastruktur,perpajakan dan e-commerse.
3) ASEAN
sebagai kawasan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan
usaha kecil dan menengah,dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara CMLV
(Cambodia, Myanmar, Laos, Vietnam)
4) ASEAN
sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global
dengan pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan
meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
Selain itu, kegiatan MEA juga ditandai dengan adanya
kerjasama-kerjasama, antara lain:
a. Pengembangan
pada sumber daya manusia dan adanya peningkatan kapasitas.
b. Pengakuan
terkait kualifikasi profesional.
c. Konsultasi
yang lebih dekat terhadap kebijakan makro keuangan dan ekonomi.
d. Membentuk
langkah-langkah dalam pembiayaan perdagangan.
e. Meningkatkan
infrastruktur.
f. Melakukan
pengembangan pada transaksi elektronik lewat e-ASEAN.
g. Memperpadukan
segala industri yang ada di seluruh wilayah untuk dapat mempromosikan sumber
daerah.
h. Meningkatkan
peran dari sektor swasta untuk dapat membangun MEA.
2.6.3 Peran Indonesia dalam Organisasi MEA
Indonesia meruapakan salah satu anggota
dalam organisasi MEA. MEA merupakan kerja sama anggota ASEAN yang bergerak
dalam bidang ekonomi. Pada bidang ekonomi ini, Indonesia sangat mendukung
terbentuknya integrasi perekonomian antar negara – negara yang berada di
kawasan Asia Tenggara yang kita kenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA.
Dengan adanya MEA, diharapkan Indonesia bisa bersaing di pasar ASEAN, sehingga
pertumbuhan perekonomian Indonesia meningkat dan membuka banyak lapangan
pekerjaan
III. PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Organisasi regional dan global adalah wadah bagi
negara dalam berinteraksi dengan negara-negara lainnya. Negara merupakan bagian
dari masyarakat sosial yang mana pada hakekatnya sebagai bagian dari masyarakat
sosial,negara tidak dapat hidup sendiri. Diperlukan adanya interaksi
antarnegara melalui organisasi regional dan global.
Terbentuknya organisasi regional dan global
didasari keinginan untuk bekerjasama antarnegara anggota organisasi regional
dan global, keinginan untuk bekerjasama yang telah disepakati antar suatu
anggota organisasi regional dan global membentuk suatu komitmen untuk saling
bekerjasama, salah satunya kerjasama dalam menyelesaikan konflik-konflik yang
ada. Tidak hanya itu saja, antar anggota organisasi regional dan global juga
saling membantu dalam mencapai tujuan bersama yang telah disepakati. Indonesia
meruapakan salah satu negara yang memiliki
peran penting dalam pembentukan organisasi regional dan global seperti
organisasi GNB, ASEAN, OKI, APEC, OPEC, DAN MEA.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini,diharapkan pembaca
dapat menggunakan makalah ini sebagai penambah wawasan dan sebagai referensi
sejarah mengenai organisasi-organisasi regional dan global. Penulis menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan mengenai
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat dipertanggung
jawabkan.
TERIMA KASIH BANYAK
BalasHapusSangat Membantu, Proficiat
BalasHapus